Pengertian
Hisabul Jummal merupakan bentuk hitung-hitungan dengan menggunakan angka yang diletakan pada susunan Huruf Abjadiyah. Hisabul Jummal termasuk sususan Huruf Arab yang lama, dan susunan huruf dijadikan sebagai acuan dalam hitung-hitungan. Hisabul Jummal banyak digunakan dalam penulisan sejarah, rumus-rumus khusus, ataupun dalam syair.
Dalam Hisabul Jummal susunan yang dipakai adalah susunan abjadiyah, bukan susunan hijaiyah seperti yang telah dikenal. Huruf bahas arab dalam susunan Hijaiyah berjumlah 29 karena alif dan hamzah dibedakan, sedangkan dalam susunan abjadiyah alif dan hamzah tidak dibedakan sehingga jumlahnya 28.
Berikut susunannya :
ابجد هوز حطي كلمن سعفص قرشت ثخذ ضظغ
Dibacanya : Abjad hawazin hathoya kaluman sa`fasho qorosyat tsakhodzun dhodzoghun
أ : 1 س: 60
ب: 2 ع: 70
ج: 3 ف : 80
د: 4 ص: 90
ه: 5 ق: 100
و: 6 ر: 200
ز: 7 ش: 300
ح: 8 ت : 400
ط: 9 ث : 500
ي: 10 خ: 600
ك: 20 ذ: 700
ل: 30 ض: 800
م: 40 ظ : 900
ن: 50 غ :0 100
Contoh penerapan
Diantara ulama yang menggunakan susunan ini adalah Imam Syatibhi RA dalam qasidahnya "ناظمة الزهر". Beliau RA mengisyaratkan pada jumlah ayat dalam surat.
Begitu juga dalam manzumah Tuhfatul Atfal, dalam akhir baitnya kita bisa lihat kalimat " ند بدا" . Beliau mengisyaratkan pada jumlah baitnya. Nun berjumlah 50, Dal berjumlah 4, Ba berjumlah 2, Dal berjumlah 4, dan alif berjumlah 1 jadi kesemuanya berjumlah 61 bait dalam kitabnya.
Ketika Sulhtan Burquq wafat para ahli hisab jummal menghitung tahun wafatnya dengan isyarat “في المشمش ".
(80+10+1+30+40+300+40+300) = 801, berarti wafatnya pada tahun 801 H.
Dan tentunya masih banyak lagi contohnya, bisa lebih ditelaah lagi dalam kitab-kitab klasik penulis hanya mencukupkan sampai disni, mudah-mudahan bisa bermanfaat. Wallahu `alam.
Marja` :Kitab Ta`rifat, lil Imamil Jurjaniy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar