Rabu, 06 Maret 2013

Al-Itqon (Spesialisasi) Dalam Pekerjaan


slam merupakan agama yang tidak hanya mementingkan hubungan vertical, namun hubungan horizontal merupakan bagian terpenting yang tidak bisa dipisahkan, dan keduanya saling berkaitan satu sama lain. Bahkan hubungan horizontal itu bisa menjadi wasilah untuk memperbaiki hubungan vertical.

Bekerja dan Berusaha merupakan salah satu hubungan horizontal, karena saat itu manusia berinteraksi pada sesamanya. Dalam beberpa hadis sohih mengtakana bahwa pekerjaan merupakan suatu ibadah. Nabi Muhammad shollallahu alaihi wa sallam telah  menjelaskan konsep bekerja yang ideal bagi setiap muslim, yaitu Al-itqoon. Seperti dalam hadis yang berbunyi :

“قال صلى الله عليه وسلم: "إنّ الله يحبّ إذا عمل أحدكم عملاً أن يتقنه"  “Sesungguhnya Allah itu mencintai seorang hamba yang jika ia mengerjakan sesuatu maka ia menyempurnakannya.”

Apa itu Al-itqoon?. Al-itqoon diambil kata dari bahasa arab Atqona – yutqinu – itqoonan dengan wazan “af`ala - yuf`ilu - if`aalan, yang berarti mengerjakan sesuatu dengan sempurna. Al-itqoon fil amal (Spesialisasi dalam pekerjaan) merupakan bentuk ibadah kepada sang khalik. Allah swt menyinggung hal tersebut dalam Surat Al-mulk :

قال نعالى : الذي خلق الموت و الحيوة ليبلوكم أيكم أحسن عملا "dia (Allah) yang telah menciptakan kematian dan kehidupan agar menguji kalian, siapa yang paling baik amal perbuatannya”.

Kita diciptakan agar allah swt menguji siapa yang paling baik dalam berusaha. Dalam ayat diatas disunggung siapa yang paling “ahsan/terbaik” bukan “aktsar/paling banyak”. Pekerjaan yang bernilai ibadah bukan dilihat karena banyaknya yang dilakukan, melainkan jika dilakukannya dengan benar-benar maksimal sehingga bisa dirasakan efeknya setelah melakukan pekerjaan tersebut, dan inilah yang disebut dengan Al-itqoon fil amal.

Konsep itqoon dalam bekerja sangat penting untuk diterapkan, karena dengan itqoon seseorang bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Jika setiap orang melakukan pekerjaannya dengan itqoon, maka akan terciptanya keselarasan dalam lingkungan, dimana masing-masing orang bekerja dengan maksimal pada bidangnya. Yang menjadi masalah jika kita melakukan sesuatu dilihat dari sudut pandang kuantitasnya, sehingga hanya mengeluarkan banyak tenaga dan hasilnya pun sangat minim.

Bagi seorang mahasiswa tataran praktek Al-itqon fil amal dengan bersungguh-sungguh menuntut ilmu, bagi seorang pengusaha mencari usaha dengan jalan halal dan tidak bermain licik, bagi seorang pendidik dengan menciptakan generasi-generasi yang ber-akhlak mulia dan berpikiran cerdas. Semua lini mempunya tataran praktek Al-itqoon fil `amal  dalam bidangnya masing-masing. Dengan begitu hendaknya seseorang bisa memilih pilihan yang tepat dimana ia harus terjun, sehingga tidak membuang-buang waktunya.

Wa minallahit taufiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar